Kedudukan Shalat Dalam Islam
Jumat, 31 Desember 2004 15:06:13 WIB
"Islam dibangun atas lima (perkara): kesaksian bahwa tidak ada ilah yang
berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah,
mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, haji ke baitullah, dan puasa
Ramadhan." Seluruh ummat Islam sepakat bahwa orang yang mengingkari
wajibnya shalat, maka dia kafir dan keluar dari Islam. Tetapi mereka
berselisih tentang orang yang meninggalkan shalat dengan tetap meyakini
kewajiban hukumnya. Sebab perselisihan mereka adalah adanya sejumlah
hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menamakan orang yang
meninggalkan shalat sebagai orang kafir, tanpa membedakan antara orang
yang mengingkari dan yang bermalas-malasan mengerjakannya. Dari Jabir
Radhiyallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: “Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan
kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” Dari Buraidah, dia
berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: ‘Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya, maka ia telah kafir.’” Namun yang rajih dari
pendapat-pendapat para ulama', bahwa yang dimaksud dengan kufur di sini
adalah kufur kecil yang tidak mengeluarkan dari agama. Ini adalah hasil
kompromi antara hadits-hadits tersebut dengan beberapa hadits lain.
Waktu-Waktu Shalat
Kamis, 25 Nopember 2004 09:20:24 WIB
Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam pernah didatangi Jibril Alaihissallam lalu ia berkata
kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Bangun dan shalatlah!” Maka
beliau shalat Zhuhur ketika matahari telah tergelincir. Kemudian Jibril
mendatanginya lagi saat ‘Ashar dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu
Nabi j shalat ‘Ashar ketika bayangan semua benda sama panjang dengan
aslinya. Kemudian Jibril mendatanginya lagi saat Maghrib dan berkata,
“Bangun dan shalatlah.” Lalu Nabi J shalat Maghrib ketika matahari telah
terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya saat ‘Isya' dan berkata,
“Bangun dan shalatlah!” Lalu beliau shalat ‘Isya' ketika merah senja
telah hilang. Kemudian Jibril mendatanginya lagi saat Shubuh dan
berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
shalat Shubuh ketika muncul fajar, atau Jabir berkata, “Ketika terbit
fajar.” Keesokan harinya Jibril kembali mendatangi Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam saat Zhuhur dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu
beliau shalat Zhuhur ketika bayangan semua benda sama panjang dengan
aslinya. Kemudian dia mendatanginya saat ‘Ashar dan berkata, “Bangun dan
shalatlah!” Lalu beliau shalat ‘Ashar ketika panjang bayangan semua
benda dua kali panjang aslinya.
Waktu-Waktu Dilarangnya Shalat
Minggu, 26 September 2004 06:47:35 WIB
“Tiga waktu yang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kami shalat atau mengubur orang-orang mati kami pada saat itu: ketika matahari terbit hingga naik, ketika pertengahan siang hingga matahari tergelincir, ketika matahari condong ke barat hingga tenggelam." Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan alasan dilarangnya shalat dalam waktu-waktu ini melalui perkataan beliau kepada 'Amr bin 'Abasah: “Kerjakanlah shalat Shubuh. Kemudian hentikanlah shalat hingga matahari terbit dan naik. Karena sesungguhnya ketika terbit, matahari berada di antara dua tanduk syaitan. Pada waktu itu orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah itu shalatlah, karena sesungguhnya shalat tersebut disaksikan dan dihadiri. Hingga bayangan naik setinggi tombak. Kemudian hentikanlah shalat. Karena waktu itu Jahannam bergolak. Jika bayangan telah condong ke barat, maka shalatlah, karena sesungguhnya shalat itu dihadiri dan disaksikan. Hingga engkau shalat 'Ashar. Kemudian hentikanlah shalat hingga matahari terbenam. Karena sesungguhnya ia terbenam di antara dua tanduk syaitan. Dan ketika itu orang-orang kafir sujud kepada matahari.”
“Tiga waktu yang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kami shalat atau mengubur orang-orang mati kami pada saat itu: ketika matahari terbit hingga naik, ketika pertengahan siang hingga matahari tergelincir, ketika matahari condong ke barat hingga tenggelam." Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan alasan dilarangnya shalat dalam waktu-waktu ini melalui perkataan beliau kepada 'Amr bin 'Abasah: “Kerjakanlah shalat Shubuh. Kemudian hentikanlah shalat hingga matahari terbit dan naik. Karena sesungguhnya ketika terbit, matahari berada di antara dua tanduk syaitan. Pada waktu itu orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah itu shalatlah, karena sesungguhnya shalat tersebut disaksikan dan dihadiri. Hingga bayangan naik setinggi tombak. Kemudian hentikanlah shalat. Karena waktu itu Jahannam bergolak. Jika bayangan telah condong ke barat, maka shalatlah, karena sesungguhnya shalat itu dihadiri dan disaksikan. Hingga engkau shalat 'Ashar. Kemudian hentikanlah shalat hingga matahari terbenam. Karena sesungguhnya ia terbenam di antara dua tanduk syaitan. Dan ketika itu orang-orang kafir sujud kepada matahari.”
di kutip dari : http://almanhaj.or.id/category/view/41/page/1
0 komentar:
Posting Komentar